BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri fisik tumbuhan
baik dari segi jenis daun maupun batang. Ilmu tersebut perlu di pelajari,
karena merupakan dasar dari penerapan pemanfaatan tumbuhan bagi kehidupan
manusia. Selain itu juga dapat di terapkan untuk memecahkan masalah dalam
bidang pelestarian keanekaragaman
hayati. Dan di dunia ini tidak ada kehidupan bila tidak ada tumbuhan. Semua
bagian tubuh tumbuhan yang secara langsung ataupun tidak langsung berguna untuk
menegakkan kehidupan tumbuhan, yaitu yang terutama berguna untuk penyerapan,
pengolahan, pengangkutan, dan penimbunan zat-zat makanan.
Ilmu tumbuhan atau morfologi tumbuhan mempelajari bentuk dan susunan luar
tubuh-tumbuhan,maka dalam praktikum ini praktikan mempelajari dan mengamati
tentang bunga, yang khususnya
mengenai bunga tunggal dan bunga majemuk. Karena pada beberapa tumbuhan atau hampir semua tumbuhan memiliki bunga
yang berbeda baik itu bunga tunggal dan bunga majemuk, bahkan ada beberapa
bunga dari tumbuhan yang memiliki susunan bunga lengkap dan bunga tidak lengkap.
Semua bunga itu mudah
di temukan pada kehiduopan sehari-hari, ataupun pada tanaman hias, tapi sering kita tidak perhatikan
tentang susunannya baik itu putik,
kepala putik, benang sari, tangkai sari dan lain-lain. Praktikum kali ini akan
mengamati bunga soka, bunga bougenville, bunga putri malu, bunga merak, bunga
sepatu. Oleh karena itu pada pengamatan ini akan mengamati semua bunga-bunga itu serta menbahasnya. Hal tersebut di lakukan, karena
banyak praktikan atau individu yang belum mengetahui bagian-bagian, jenis bunga, tempat tubuh bunga,
serta selama ini kita hanya mengenal kata-kata tentang bunga dan keindahannya tersebut tetapi belum mengetahui
secara jelas susunan dari bunga.
Sehingga dalam kesempatan praktikum ini
akan di amati tentang bunga tunggal
dan bunga majemuk.
1.2 Tujuan
Mengetahui bermacam-macam susunan bunga tunggal
dan bunga majemuk
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bunga adalah alat pembiakan
Angiospermae (spermatophyta biji tertutup, terdiri dari monokotil dan dikotil).
Terdapat dua jenis bunga yaitu bunga uniseksual dan biseksual. Uniseksual yaitu
jika pada satu bunga hanya ada salah satu jenis alat pembiakan, disebut bunga
jantan dan betina sedangkan bunga biseksual yaitu jika pada satu bunga hadir
kedua jenis alat pembiakan, berarti bunga jantan dan betina gabung dalm satu bunga (Sujana, 2007).
Menurut Imam (1983), dilihat
dari alat kelaminnya bunga dibedakan menjadi:
1) Dua jenis kelamin (bisexsual),
yaitu pada satu bunga terdapt alat kelamin jantan dan betina.
2) Satu
jenis kelamin (unisexsual), yaitu pada satu bunga hanya terdapat
alat kelamin jantan saja atau alat kelamin betina saja. Jika bunga jantan dan
betina pada satu pohon disebut berumah satu (monoccious), sedangkan jika
bunga jantan dan betina pada pohon yang berlainan dinamakan berumah dua (dioccious).
Alat perkembangbiakan
generatif itu bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut jenis tumbuhan, tetapi
bagi tunbuhan yang berbiji itu lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita
kenal sebagai bunga (Tjitrosoepomo, 1985).
Suatu bunga majemuk harus bisa
dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah bunga di ketiaknya. Pada suatu
cabang dengan sejumlah bunga di ketiak jelas kelihatan, bahwa diantara
bunga-bunganya sendiri yang terdapat pada cabang itu terdapat daun-daun biasa
yang berguna untuk berasimilasi. Pada suatu bunga majemuk sumbu yang mendukung
bunga-bunga yang telah berkelompok itu tidak lagi berdaun atau jika ada daunnya
daun-daun tadi telah mengalami metamorfosis dan tidak lagi berguna sebagai alat
untuk asimilasi (Tjitrosoepomo, 1985).
Pada
suatu bunga majemuk lazimnya dapat dibedakan bagian-bagiannya antara lain:
- Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu: ibu tangkai bunga (peduncullus, peduncullus communis atau rhachis), tangkai bunga (pedicullus) dan dasar bunga (receptaculum).
- Bagian bagian yang bersifat daun, yaitu: daun-daun pelindung (bractea), daun tangkai (bracteola), seludang bunga (spata), daun-daun pembalut (bractea involucralis atau involucrum), kelopak tambahan (epicalyx), daun-daun kelopak (sepalae), daun-daun mahkota (petalae), daun-daun tenda bunga (tepalae), benag-benang sari (stamina) dan daun-daun buah (carpella) (Tjitrosoepomo, 1985).
Pada
tumbuhan ada kalanya hanya terdapat satu bunga saja misalnya bunga coklat
(Zephiranthus rosea), maka bunga yang hanya menghasilkan satu bunga dalam satu
pohon ini disebut bunga tunggal atau tumbuhan berbunga tunggal (Tjitrosoepomo,
1985).
Ada banyak parameter yang berbeda yang digunakan dalam klasifikasi bunga diantaranya dengan melihat anatomi pada susunan bunga dikenal dengan
morfologi bunga. Berdasarkan klasifikasi mahkota bunga yaitu (Adisoemarto, 1997):
1. Sympetalous : bunga yang masuk
dalam grup ini memiliki kelopak bunga yang menempel,
baik sebagian ataupun seluruhnya.
2. Polypetalous : bunga yang
masuk dalam grup ini memiliki kelopak bunga yang
terpisah.
3. Actinomorphic : bunga yang
datang dalam grup ini memiliki karakteristik radial simetri. Bunga dapat dibagi menjadi dua bagian identik sepanjang
poros imajiner apapun melalui pusat. Ini adalah lanjutan diklasifikasikan
sebagai saluran berbentuk, berbentuk tabung dan berbentuk lonceng (sempit
daripada berbentuk tabung, yang berbentuk seperti lonceng).
4. Zygomorphic : menampilkan bunga
simetri bilateral. Bunganya berbibir dua, bibir atas
merupakan gabungan dua kelopak, dan bibir bawah gabungan tiga kelopak.
Berdasarkan klasifikasi posisi bunga yaitu (Muladno, 2002):
1. Terminal – Dalam grup ini, bunga
atau kelompok bunga muncul pada ujung sumbu atau
cabang, seperti Magnolia grandiflora (Magnolia selatan) dan Nerium oleander.
2. Axillary – bunga atau kelompok
bunga yang dibawa di persimpangan dari batang atau
poros dan daun, seperti Catharanthus roseus (periwinkle), Callicarpa mericana
(beautyberry), dan kembang sepatu rosa-sinensis (bunga
raya)
Berdasarkan klasifikasi cabang dan susunan bunga yaitu (Muladno, 2002) :
1. Tunggal : Dalam grup ini, satu bunga
hadir di ujung gagang bunga, tangkai yang panjang
atau cabang dari sumbu utama tanaman. Contohnya seperti tulip dan Magnolia grandiflora
(selatan magnolia).
2. Cluster : Dalam hal ini, tiga atau lebih bunga berkumpul bersama-sama dalam formasi sederhana atau
dengan cara bercabang. Contohnya adalah Ligustrum japonicum (ligustrum), Pentas
spp. (Pentas), Mangifera indica (mango), Pyracantha coccinea (firethorn), dan
Dianthus barbatus (sweet William).
3. Inflorescence (susunan bunga) : Istilah umum yang digunakan untuk rangkaian bunga atau kelompok bunga . Ada
bermacam-macam tampilan di antara berbagai jenis bunga,
tapi tetap beberapa karakteristik yang sama untuk jenis tertentu dan mereka
sangat berguna dalam identifikasi spesies. Mereka diklasifikasikan lebih lanjut
ke dalam jenis racemose dan jenis cymose.
Bunga adalah struktur pembiakan pada tumbuhan
berbunga, yaitu tumbuhan-tumbuhan dalam divisi Magnoliophyta. Bunga mengandung
organ-organ tumbuhan, dan fungsinya ialah untuk menghasilkan biji-biji melalui
pembiakan. Untuk tumbuhan-tumbuhan yang bertaraf lebih tinggi, biji-biji
merupakan generasi berikutnya, dan bertindak sebagai cara yang utama untuk
penyebaran individu-individu spesies secara luas. Selepas persenyawaan,
sebagian dari bunga itu akan berkembang menjadi buah yang mengandung biji-biji
(Anonymous, 2009).
Pada umumnya bunga terdiri
dari 4 bagian bunga dan tempatnya berturut-turut dari tepi luar bunga bagian
tengah kaliks (kelopak), corolla (mahkota), andresium (kelamin jantan),
ginesium (kelamin betina) (Savitri, 2005).
Bunga terdiri atas sebuah
sumbu yang padanya organ-organ bunga yang lain tumbuh. Bagian dari sumbu yang
merupakan ruas yang berakhir dengan tangkai bunga (pedisel). Ujung distal
pedisel ini mengembang dengan panjang yang beragam dan bagian ini disebut
reseptakael bunga (talamus). Organ-organ bunga melekat pada reseptakel. Sebuah
bunga yang khas mempunyai empat macam organ. Organ-organ yang paling luar
adalah sepal yang secara bersama-sama membentuk kaliks yang biasanya berwaran
hijau dan ditemukan paling rendah kedudukannya pada reseptakel. Disebelah dalam
sepal adalah corolla yang terdiri atas petal, pada umumnya berwarna yang
membentuk perhiasan bunga. Bila semua perhiasan bunga itu sama, mereka disebut
tepal. Di dalam perhiasan bunga dijumpai dua macam organ reproduksi, yang
sebelah luar disebut stamen yang bersma-sama membentuk androsium, dan sebelah
dalam di sebut karpel yang membentuk ginesium (Fahn, 1991).
Menurut sifat bunga majemuk
maka dibedakan dalam tiga golongan (Lakitan, 2007) :
1. Bunga majemuk tak terbatas (Inflorescentia
racemosa atau Inflorescentia centripeta) yaitu bunga mejemuk yang
ibu tangkainya dapat tumbuh terus.
2. Bunga majemuk berbatas (Inflorescentia
cymosa atau Inflorescentia definita) yaitu bunga majemuk yang ibu
tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai
pertumbuhan yang terbatas. Melihat jumlah cabang pada ibu tangkai, bunga
majemuk berbatas dibedakan dalam tiga kategori:
a. Monochasial, jika ibu tangkai hanya memiliki satu atau lebih
dari dua cabang tapi tidak pernah berhadapan dan yang satu lebih besar. Cabang
yang besar kemudian mengeluarkan satu cabang.
b. Dichasial, yaitu ibu tangkai mengeluarkan cabang yang
berhadapan.
c. Pleiocasial, jika ibu tangkai keluar ebih dari dua cabang
pada satu tempat yang sama tingginya pada ibu tagkai tadi.
3. Bunga majemuk campuran (Inflorescentia
mixta) yaitu bung majemuk yang memperlihatkan sifat baik bunga mejemuk tak
terbatas maupun majemuk tak terbatas.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum yang
berjudul Bunga majemuka dan Bunga tunggal dilakukan pada hari Kamis tanggal 08
November 2012 pukul 06.30 wib bertempat di Laboratorium Ekologi Jurusan Biologi
Fakultas Sanis dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Berikut adalah
alat – alat yang digunakan dalam praktikum kali ini :\
1. Alat
tulis
2. Kertas
3.2.2 Bahan
Berikut adalah bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini :
1.
Bunga sepatu ( Hibiscus
rosasinensis )
2.
Bunga Daun sirih ( Pipper
betle )
3.
Bunga Merak ( Caesalpinia
pulcerimma )
4.
Bunga Soka ( Ixora
hibrida )
5.
Bunga Putri Malu ( Mimosa
pudica )
6.
Bunga Mawar ( Rosa
sp )
3.3 Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diamati sesuai parameter
3. digambar secara lengkap
4. diberi keterangan sesuai
literature
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Bunga Soka (Lxora hybrida)
Hasil Pengamatan
|
Berdasarkan
Literatur
|
|
![]()
(Rudi,2011)
|
Keterangan :
Ø Termasuk bunga majemuk (Inflorescentia)
Ø Termasuk bunga tidak lengkap (flos incompletus)
Ø Bagian-bagian : 1. Mahkota (corolla)
2. benang
sari
Ø
Tumbuh
pada ujung ibu tangkai
Ø
Termauk
bunga malai rata (coymbus ramosus)
4.1.2 Bunga Merak (Caesalpinia
pulchemma)
Hasil Pengamatan
|
Berdasarkan Literatur
|
|
![]()
(Abdi,2002)
|
Keterangan :
Ø Termasuk bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa)
Ø Termasuk bunga tidak lengkap (flos incompletus)
Ø Bagian-bagian : 1. Tangkai putik
2. Kepala putik
3. Tangkai sari
4. Benang sari (androecium)
5. Daun mahkota (petala)
6. Tangkai bunga (pedicellus)
Ø Tumbuh pada ujung ibu tangkai
Ø Termasuk bunga tandon (racemus)
4.1.3 Bunga Sirih (Piper betle)
Hasil Pengamatan
|
Berdasarkan Literatur
|
|
![]()
(Dokumentasi Pribadi)
|
Keterangan :
Ø Termasuk bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa)
Ø Termasuk bunga tidak lengkap (flos incompletus)
Ø Tumbuh pada ketiak daun
4.1.4 Bunga Putri Malu (Mimosa pudica)
Hasil Pengamatan
|
Berdasarkan Literatur
|
|
![]()
(Dokumentasi Pribadi)
|
Keterangan :
Ø Termasuk bunga majemuk (Anthotaxis)
Ø Majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa)
Ø Termasuk bunga tidak lengkap (flos incompletus)
Ø Bagian-bagian : 1. Benang sari (androecium)
2. sisik (lepis)
Ø Tumbuh pada ketiak
Ø Merupakan bunga bongkol (capitulum)
4.1.5 Bunga Sepatu (Hibiscus rosa
sinensis)
Hasil Pengamatan
|
Berdasarkan Literatur
|
|
![]()
(Abdi,2002)
|
Keterangan :
Ø Termasuk bunga tunggal
Ø Termasuk bunga lengkap (flos completus)
Ø Bagian-bagian : 1. Kepala putik
2. Benang sari (androecium)
3. Daun mahkota (petala)
4. Kelopak (kalyx)
5. Daun kelopak (sepala)
6. Tangkai bunga (pedicellus)
7. Tangkai sari
8. Tangkai putik
Ø Tumbuh pada ketiak daun
4.1.6 Mawar
(Rosa sp)
Hasil Pengamatan
|
Berdasarkan literatur
|
|
![]()
( Negoro,2007)
|
Keterangan :
Ø
Termasuk
bunga tunggal
Ø
Bunga sempurna
Ø
Bagian bunga : Putik, benang sari, mahkota,
kelopak, dan tangkai
4.2 Pembahasan
4.2.1 Bunga Putri Malu (Mimosa pudica)
Berdasarkan
hasil pengamatan, bunga putri malu termasuk bunga majemuk (inflorescentia). Bunga majemuk ini mempunyai dua sifat yaitu bunga
majemuk terbatas dan bunga majemuk tak terbatas. Pengamatan yang didapatkan
bahwa bunga putri malu ini termasuk dalam bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa), hal ini di
karenakan ibu tangkainya tumbuh terus menerus tanp adanya batasan. Akan tetapi
bunga putri malu termasuk bunga tidak lengkap, karena hanya memiliki
bagian-bagian benang sari dan sisik. Sedangkan persyaratan bunga lengkap yaitu
memiliki kelopak, mahkota, benang sari dan putik. Bunga tumbuh pada ketiak
tangkai bunga. Bentuk bunga putri malu sangat unik, karena bentuknya bulat
menyerupai bola dan mempunyai sisik (palae),
sehingga disebut bunga bongkol (capitulum).
Bunganya berwarna ungu, serta ukuran kelopaknya sangat kecil.
Berdasarkan
literatur, Wardana (2002) menyatakan bahwa bunga bongkol (capitulum) merupakan bunga majemuk yang menyerupai bunga cawan,
tetapi tanpa daun-daum pembalut, dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak,
sehingga bunga majemuk seluruhnya berbentuk seperti bola. Bunga-bunga yang
duduk di bagian yang membengkak tadi sering kali mempunyai sisik (palea) pada pangkal, jadi sisik itu
terletak pada bongkolnya (ujung ibu tangkai yang membengkak tadi). Bentuk bunga
majemuk yang demikian ini umum terdapat pada rtumbuhan suku Mimosaceae misalnya lamtoro, petai dan
sikejut.
Bunga
rumput putri malu (Mimosa
pudica L), rumput yang sering kita temui tumbuh liar ditanah-tanah tak
terurus, di jalan-jalan desa, atau mungkin tumbuh di halaman rumah kita.
Ternyata dari rumput liar ini tak disangka memiliki bunga yang amat cantik
dengan benang sari yang menjulang membentuk bola dan darinya tak nampak kelopak
bunga (Zohrah, 2001).
4.2.2 Bunga Sepatu (Hisbiscus rosa sinensis)
Berdasarkan
hasil pengamatan, bunga sepatu
terdiri dari beberapa helai daun
kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga.
Mahkota bunga terdiri dari beberapa
lembar. Bagian-bagian dari bunga sepatu ini yaitu kepala putik, benang sari,
daun mahkota, tangkai bunga, tangkai sari dan tangkai putik. Tangkai
putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang
bertaburan serbuk sari. Hibiscus rosa
sinensis termasuk kedalam kelompok bunga sempurna atau bunga lengkap (Flos complektus)
karena memenuhi persyaratan bunga
lengkap, yang mana bunga sepatu ini terdiri atas lingkaran daun kelopak
(Sapalae), lingkaran daun mahkota (Corolla), benang sari (Stamen)
dan putik (Pisitillum). Bunga Hibiscus rosa sinensis tumbuh pada
ketiak daun sehingga disebut Flos
lateris atau Flos axillaris. Akan tetapi bunga sepatu termasuk jenis bunga
tunggal karena pada tumbuhannya hanya menghasilkan satu jenis daun saja.
Berdasarkan literatur, Abdi (1992) menyatakan bahwa pada suatu tumbuhan ada kalanya hanya terdapat
satu bunga saja, misalnya bunga cokelat. Jika pada suatu tumbuhan hanya memiliki
satu bunga saja, biasanya bunga itu terdapat pada ujung batang, jika bunganya
banyak, dapat sebagian bunga-bunga tadi terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan
sebagian pada ujung batang atau cabang-cabang.
Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal dari
Asia Timur dan
banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis.
Bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau. Bunga dari berbagai kultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal
(daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna
putih hingga kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu.
Di Sumatera dan Malaysia, kembang sepatu
disebut bunga raya. Bunga ini
ditetapkan sebagai bunga nasional Malaysia pada tanggal 28 Juli 1960.
Orang Jawa menyebutnya kembang worawar (Bahri, 2002)
4.2.3 Bunga
Merak ( Caesalpania pulchemma)
Berdasarkan
hasil pengamatan, bunga merak termasuk bunga majemuk, yang tergolong
pada bunga majemuk tak terbatas (Inflorescentia cymosa), hal ini dikarenakan ujung ibu tangakai tanaman merak yang selalu dapat tumbuh
terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak. Sehingga tidak menghambat pertumbuhan ibu tangkai. Letak bunga tumbuh pada ujung batang atau ujung ibu tangkai (Flos
terminalis). Bunga sepatu
termasuk bunga tandan, karena maing-masing cabang mendukung satu bunga pada
ujungnya. Bagian-bagian yang dimiliki bunga merak adalah tangkai putik, kepala
putik, tangkai sari, benang sari (androecium),
daun mahkota (petala), tangkai bunga (pedicellus). Bagian-bagian pada bunga
merak tersebut kurang memenuhi persyaratan, sehingga bunga merak termasuk bunga
tidak lengkap (flos incompletus).
Berdaarkan
literatur, Hidayat (1995) menyatakan bahwa bunga majemuk tak berbatas merupakan
bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang
yang dapat bercabanng lagi atau tidak, dan mempunyai susunan “acropetal”
(semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga-bunga pada
bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah ke atas. Jika ujung ibu
tangkai tidak mendukung suatu bunga, tampaknya seakan-akan bunga majemuk ini
tidak berbatas, lagi pula jika di lihat dari atas, nampak bunga mulai mekar
dari pinggir dan yang terakhir mekarnya adalah bunga yang menutup ibu
tangkainya.
Merupakan
bunga majemuk dengan karangan bunga berbentuk tandan (racemus) dan termasuk
kedalam bunga bisexualis. Perhiasan bunga berupa corolla dan calyx. Calyx
terdiri dari 5 sepal yang lepas. Corolla berbentuk kupu-kupu terdiri dari 5
petal yang saling lepas, 1 petal yang besar disebut bendera atau vexilum, 2
sayap atau ala, 2 tunas atau carina satu sama lain terpisah warnanya putih.
Benang sari atau stamen jumlahnya 10, 9 bersatu dan 1 buah lepas (diadelpus)
semuanya sama panjang. Putik atau pistilum berjumlah 1 dengan letak ovarium
superum terdiri dari 1 loculus dan 1 carpelum, jumlah ovulum bisa 1 sampai
banyak ovulum dengan letak ovulum parietalis (Abdi, 1992).
4.2.4 Bunga Soka (Lxora hybrida)
Berdasarkan hasil pengamatan, bunga soka termasuk bunga
majemuk, karen pada tumbuhan dihasilkan lebih dari satu bunga dan termasuk bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) yaitu bunga
majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat
bercabang lagi atau tidak, bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah ke
atas. Bertipe malai rata (corymbus
ramosus), letak bunga pada ujung ibu tangkai atau ujung batang (flos terminalis) dan
termasuk bunga tidak lengkap (flos incompletus) yaitu bunga yang hanya terdiri dari mahkota dan benang sari.
Bunga soka (Ixora
hybrida) adalah salah satu jenis bunga yang biasa ditanam sebagai salah
satu tanaman hias. Bunga ini mempunyai warna merah, berjenis bunga majemuk dan
bertipe malai rata (corymbus ramosus), bunganya
tersusun secara menggerombol dan tidak terpisah-pisah pada pohonnya dan
biasanya bunga terletak pada bagian ujung batang suatu pohon. Soka yang asli bisa tumbuh
mencapai 3 m dengan batang berzat kayu keras. Beragam warna bunga soka yang
sering terlihat sekarang ini merupakan hasil persilangan. Pohonnya tegak,
berdaun rimbun, dengan banyak batang dan ranting. Bunganya unik, bergerombol
membentuk bola, terdiri dari puluhan kuntum kecil setiap tangkainya. Warna
bunga soka menarik : merah, jingga, kuning pucat, kuning, pink, dan putih. Soka
bisa ditanam sendiri atau bila dijajarkan dapat berfungsi sebagai tanaman
pagar. Soka tidak memerlukan perawatan khusus. Asal cukup air dan sinar matahari,
bunganya akan muncul maksimal. Bisa tumbuh di dataran tinggi atau rendah.
Pembiakannya cukup dengan setek atau cangkok. Dalam jambangan bunganya bisa
bertahan 4-5 hari, asal pada waktu memotong pilih yang masih banyak kuncupnya (Abdi, 1992).
Pernyataan
ini diperkuat oleh Steenis (1987), yang menyatakan bahwa bunga soka ini mempunyai bau yang harum. Tersusun dalam
malai rata (corymbus ramosus) yang
bertangkai, duduk atau bertangkai pendek, pada ujung tangkai dengan dua anak
pelindung kecil. Kelopak bentuk , lonceng, 1,5 cm tingginya, gundul; gigi
bentuk segitiga, . mahkota bentuk terompet, putih; tabung langsing, taju
runcing, membentang lebar atau membalik kembali. Benang sari 4, bertancap pada
leher; tangkai sari pendek. Kepala putik tidak atau sedikit bertaju.
4.2.5 Bunga Sirih (Piper betle)
Berdasarkan
hasil pengamatan, bunga sirih termasuk bunga majemuk tak terbatas dan tumbuh pada ketiak daun. Bunga
dari daun sirih berupa sulur yang merbentuk spiral pada ketiak daun.
Berdasarkan literatur, Katzer (2002)
menyatakan bahwa disamping bunga
yang unik., pada bentuknya yang menyerupai modifikasi daun yaitu sulur.
4.2.6 Mawar ( Rosa sp)
Berdasarkan hasil
pengamatan, bunga mawar termasuk bunga tunggal. Mawar memiliki bagian yaitu
:putik, benangsari, mahkota, kelopak, dan tangkai. Dan termasuk dalam bunga
sempurna.
Berdasarkan
Tjitrosoepomo (2007), Tanaman bunga mawar merupakan
kelompok tumbuhan biji berupa pohon yang batangnya berkayu. Sebagai tumbuhan
dikotil, tanaman bunga mawar mempunyai sistem akar tunggang. Batang dan akar
mempunyai kambium sehingga dapat memperbesar.
Sebagai tumbuhan biji tertutup, tanaman bunga mawar juga dianggap sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan yang tinggi.
Sebagai tumbuhan biji tertutup, tanaman bunga mawar juga dianggap sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan yang tinggi.
Ciri-ciri khusus bunga mawar dapat dilihat dari bunganya, mahkota bunga
terdiri dari lima helai daun mahkota. Bunga berwarna merah, merah jambu, atau
pada jenis tertentu memiliki warna kuning cerah. Ovari terletak dibagian bawah
daun mahkota dan daun kelopak
(Tjitrosoepomo,2007).
Ciri lain bunga mawar yaitu adanya duri-duri tajam pada batangnya,
dengan kulit batang halus licin dan dapat berkembang biak dengan cara stek.
Bunga mawar akan menghasilkan buah yang dinamakan rose hips, dimana
masing-masing putik akan menghasilkan buah tunggal(Tjitrosoepomo,2007).
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan
pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Bunga putri malu (Mimosa pudica) adalah bunga majemuk dan termasuk bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa). Bertipe
bongkol (capitulim), letak bunga di ketiak dan termasuk bunga tidak lengkap (flos incompletus) yaitu bunga yang salah
satu bagian hiasan bunganya atau salah satu alat kelaminnya tidak ada, hanya
terdiri dari benang sari dan sisik.
2. Bunga
Sepatu (Hisbiscus rosa sinensis) merupakan bunga tunggal dan tidak lenglap
(flos incompletus), timbuh pada ketiak daun.
3. bunga
merak (Caesalpinia pulchemma) merupakan bunga majemuk tak terbatas yang
tergolong bunga tandan (racemus) dan tidak lengkap (flos incompletus). Tumbuh
pada ujung ibu tangkai (flos terminalis).
4. Bunga
Soka (Lxora hybrida) merupakan bunga majemuk dan bunga tidak lengkap, hanya
memiliki bagian mahkota dan benang sari. Bunga tumbuh pada ujung ibu tangkai.
Bertipe bunga malai rata (coymbus
ramosus).
5.
Bunga daun sirih ( Piper betle )
merupakan Bunga majemuk tak berbatas. Berbentuk untai dan disebut bunganya
bunga jantan.
6. Bunga Mawar ( Rosa
sp ) merupakan bunga tunggal dan bunga lengkap.
5.2 Saran
Prakikum
bunga tunggal dan bunga majemuk ini berjalan dengan lancar, dan asisten
pendamping telah mendampingi dan memberi penjelasan dengan baik serta praktikan
telah terkontrol. Akan tetapi pada saat menjelaskan antara pendapat
masing-masing asisten tidak sama, hal ini akan membuat praktikan bingung. Oleh
karena itu di harapkan asisten mendiskusikan terlebih dahulu, agar tidak
terjadi pro-kontra. Terima kasih atas dampingan asisten.
DAFTAR PUSTAKA
Abdi. 1992. Strategi
Keanekaragaman Hayati Global. WRI : IUCN.UNEP
Adisoemarto, S. dan Y.R. Suhardjono.
1997. Arah Pengembangan Biosistematika
di Indonesia. Jurnal Perlindungan
Tanaman Indonesia 3 (1):48-53
Bahri, S. 2002.
Materi Kuliah pada Workshop on “Grain
and Feed Quality”, Bogor : ITB
Fahn. A. 1992. Anatomi Tumbuhan Edisi
Ketiga. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi tumbuhan berbiji. Bandung : ITB
Imam, M. 1983.
Biologi Umum. Malang: UB Press
Katzer. 2002.
Struktur Tanaman Hias. Jakarta : erlangga
Lakitan. 2007. Identifikasi
Bunga. Jakarta : PT rineka cipta
Muladno.
2002. Seputar Teknologi Rekayasa Genetika. Bogor :Pustaka Wirausaha Muda
Savitri,
Evika Sandi. 2005. Anatomi Tumbuhan. Malang: Universitas
Islam Negeri Malang.
Sujana,Arman. 2007. Kamus
Lengkap Biologi . Jakarta : Mega Aksara
Steenis,Van. 1987.Flora.J akarta: PT Prajna Paramita
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogjakarta : UGM Press
Wardana,
H.D. 2002. Pemanfaatan plasma nutfah dalam industri jamu
dan kosmetika alami. Makalah Seminar Nasional Pemanfaatan
dan Pelestarian Plasma nutfah. IPB Bogor, 3-4 September 2002
Zohrah.
2001. Bioteknologi dan Biosefti Dalam Rampak Serantau. Sariyan, A (Ed.). Pusat Fotostat. Brunei Darussalam : Hulu Kelang.
Terima kasih, artikelnya bermanfaat.
BalasHapus