Selamat Datang

Selamat Datang

Jumat, 23 November 2012

Laporan KKL Kondang Merak





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dipisahkan oleh laut antara pulau yang satu dengan pulau yang lain. Laut Indonesia terkenal akan keindahan dan kekayaan isinya. Laut Indonesia terlihat indah dengan biotanya yang beraneka ragam. Salah satunya yaitu algae. Algae merupakan tumbuhan thallophyta yang belum dapat dibedakan antara batang, daun maupun akarnya.
Thallophyta adalah tumbuhan yang belum memiliki daun, akar dan batang yang jelas dan Thallophyta merupakan tumbuhan yang bertalus termasuk diantaranya adalah golongan jamur / fungi, bakteri dan ganggang / alga. Yang termasuk golongan Thallophyta adalah ganggang (alga), jamur (fungi), dan lumut kerak (lichenes). Alga merupakan kelompok organisme yang bervariasi baik bentuk, ukuran, maupun komposisi senyawa kimianya. Alga ini tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Tubuh seperti ini dinamakan talus. Alga bereproduksi dengan aseksual dan seksual. Alga ada yang hidup secara soliter dan berkoloni (Aslan, 1991.)
Jika kita berkunjung ke sebuah pantai, sering kita jumpai di bibir pantai seperti rumput. Nah itulah yang disebut dengan algae. Algae banyak tersebar diseluruh laut Indonesia dan algae yang ada di Indonesia banyak jenisnya. Beberapa jenis algae bernilai ekonomis. Algae dapat dibidudayakan di laut dan dapat dimanfaatkan sebagai sayuran, bahan pembuatan agar-agar, bahan pembuatan kosmetik, dan masih banyak lagi.




1.2  Tujuan
Disetiap pekerjaan pasti ada tujuan, seperti melakukan praktikum Taksonomi Tumbuhan Rendah. Sudah pasti memiliki tujuan yang salah satunya adalah untuk membuktikan teoriteori yang ada pada mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Rendah. Sehingga kita belajar tidak hanya sekedar teori namun perlu pembuktian secara langsung atau terjun ke lapangan ( praktikum). Tujuan peraktikum yang lain adalah untuk menyelesaikan salah satu SKS yang ada pada mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Rendah yang wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa yang mengambil mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Rendah.
1.3  Manfaat
Hasil dari penelitian dan pengamatan di Pantai Kondang Merak ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.      Menambah ilmu dan pengetahuan, khususnya Mahasiswa Jurusan Biologi UIN Maliki Malang
2.      Pengetahuan tentang dunia laut
3.      Memanfaatkan pembudidayaan botani di laut
4.      Informasi bagi produsen tentang dunia laut







BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

2.1    Waktu dan Tempat
            Pengamatan ini dilakukan pada :
Hari               : Kamis – Jum’at
Tanggal         : 15 – 16 November 2012
Pukul             : Pengamatan 1 16.00 WIB
                        Pengamatan 2 08.00 WIB
Tempat          : Pantai Kondang Merak - Malang

2.2    Alat dan Bahan
       2.2.1 Alat
Berikut adalah alat yang digunakan dalam pengamatan :
1.      Alat Tulis
2.      Ice box
3.      Toples
4.      Alat dokumentasi (kamera digital)


2.2.2 Bahan
Berikut adalah bahan yang digunakan dalam kegiatan ini :
1.      Es
2.      Kertas label
3.      Bahan herbarium

2.3    Cara Kerja
1.      Di lakukan penyisiran di pantai Kondang merak untuk mengamati adanya alga
2.      Di amati 1 sampai 3 spesies untuk di amati dan di identifikasi
3.      Di buat sebagai herbarium untuk di letakkan di Laboratorium











BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1  Hasil
·         Rodhymenia ligulata
Hasil Pengamatan
Berdasarkan literatur


             ( Negoro,2007)
Klasifikasi dari Rhodymenia ligulatia
Kingdom:Plantae
Divisi:Rhodophyta
Kelas:Rhodophyceae
Ordo:Rhodymeniales
Family:Rhodymeniaceae
Genus:Rhodymenia
Spesies:Rhodymenia ligulata
Dari hasil pengamatan di lapangan, spesies ini bercirikan yaitu berbentuk lembaran, tekstur tubuhnya lembek dan sedikit transparan. Spesies ini trmasuk kedalam kelompok alga merah. Rhodymenia sp juga termasuk ke dalam algamerah karena alga ini  mempunyai pigmen warna merah, tapi walaupun begitu alga ini berwarna kehijauan, thallusnya silindris dengan mempunyai cabang. Rhodymenia sp merupakan salah satu alga yang menghasilkan bahan agar-agar.
Rumput laut merupakan tumbuhan berklorofil yang hidup dengan melekatkan diri pada substrat perairan menggunakan holdfast sehingga rumput laut tidak mudah berpindah oleh gerakan air. Rumput laut banyak tumbuh di daerah pasang surut yang perairannya jernih dan menempati substrat tertentu yang sesuai dengan kehidupannya (Kadi, 2005).
 Sulistyowati (2003) dan Kadi (2004) menyatakan bahwa jenis substrat merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keanekaragaman rumput laut di perairan pantai Indonesia. Selain jenis substrat, banyak faktor fisik lain yang mempengaruhi keanekaragaman rumput laut seperti suhu, cahaya matahari, gerakan air dan faktor kimia seperti salinitas, derajat
keasaman (pH), dan zat hara serta faktor biologi [1]seperti pemangsaan oleh ikan herbivora dan kompetisi antar jenis rumput laut (Graham & Wilcox, 2000)
Menurut Handayani (2006), beberapa jenis rumput laut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku beberapa industri seperti industri makanan, tekstil, keramik, kosmetik, pupuk dan fotografi. Gumay et al., (2002) dan Kadi (2004) menyatakan beberapa rumput laut yang bernilai ekonomis berasal dari marga Gracilaria, Gelidium, Hypnea, Eucheuma, Turbinaria, Sargassum, Laurencia, Ulva, Enteromorpha, Caulerpa, Chaetomorpha, Dictyota, Halimeda, Velonia, Galaxaura, Chondrus, Ecklonia,  Gelidiopsis, dan Rhodymenia. Beberapa rumput laut juga dapat digunakan sebagai obat. Potensi rumput laut sebagai obat sangat penting untuk dikembangkan mengingat kebutuhan akan obat semakin meningkat dengan adanya pertambahan penduduk dan banyak macam penyakit seperti kanker, penyakit hipertensi, penyakit tumor dan penyakit akibat pencemaran limbah kimia maupun biologis. Saat ini masyarakat lebih cenderung memilih obat yang bersifat alami karena efek samping yang relatif sedikit bahkan tidak ada sama sekali.
Mengingat akan kekayaan alam yang terkandung di lautan, khususnya di pantai  maka sebagai langkah awal penggalian sumber hayati laut diteliti jenis-jenis rumput laut yang berpotensi sebagai tanaman obat yang terdapat di daerah pasang surut  Rancababakan Nusakambangan Cilacap .  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis - jenis rumput laut  yang ada di pantai Kondang Merak yang berpotensi sebagai tanaman obat.
Rhodymenia dapat digunakan sebagai antifermivuge (obat cacing).  Di kawasan Asia Timur spesies Rhodymenia indica digunakan sebagai obat cacing. Beberapa spesies dari marga Eucheuma di Filipina digunakan sebagai bahan obat batuk (Handayani,2000).







·         Sargassum polycystum
Hasil Pengamatan
Berdasarkan literatur
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJhEJx4fXommvJ0EZ2jINo9UYUDcg8snxEkkJxNj6psJ2LDwMmJoSVdPAwagi5BuQ5T17oUGW1squTDfLt_Fc82xJQwbz1U_K53ELh72JI70vOcRUcimYiv8KtZUFWq5sxSvrM_JejDH0/s320/Sargassum+sp.JPG

             ( Achmad,2000)
Klasifikasi tumbuhan Sargassum polycystum adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Ordo : Fucalez
Family : Sargassaceae
Genus : Sargassum
Species :Sargassum polycystum


Dari hasil pengamatan didapat kan bahwa spesies ini atau Sargassum polycystum ini adalah spesies terbanyak kedua setelah ulva lactuka yang ada di habitatnya yaitu pantai Kondang merak. Spesies ini termasuk kedalam divisi alga coklat. Ciri-ciri umum dari marga ini adalah bentuk thallusnya silindris atau gepeng, cabangnya rimbun layaknya pohon di darat, bentuk daunnya melebar atau memanjang seperti pedang. Hidup secara soliter.
Spesies ini berwarna coklat, mempunyai holdfast, axis (cabang utama) dan branch. Tubuh alga ini didominasi oleh warna coklat kekuningan, bentuk thallus silindris atau gepeng. Tubuh utama bersifat diploid atau merupakan sporofit, thallus mempunyai cabang yang menyerupai tumbuhan angiospermae, thalli agak gepeng, licin, batang utama bulat agak kasar. Spesies ini memiliki air bladder yang berfungsi untuk mengapung jika terendam air pada saat air di daerah intertidal pasang dan juga sebagai cadangan air saat terhempas ketepian pantai Alga dari laut ini berasal dari daerah pantai. Saat mereka terpatah dari induknya, mereka hanyut ke lepas pantai dan berkembang biak disana. Sargasum sp. terus mengapung dengan bantuan air bladder dan tumbuh secara vegetatif, perkembangbiakan melalui fragmentasi. (Sulisetijono, 2009).
Sargassum sp merupakan struktur talus yang paling kompleks yang dapat dijumpai pada alga perang. Pada alga ini terdapat diferensiasi ekternal yang dapat dibandingkan dengan tumbuihan berpembuluh. Talus dari alga ini mempunyai alat pelekat menyerupai akar, dan dari alat pelekat itu tumbuh bagian yang tegak dengan bagian sederhana atau bercabang seperti betang pohon dengan batang menyerupai daun dengan gelembung udara (Sulisetjono, 2009).
 Sargassum polycystum merupakan sumber penghasil alginat. Alginat merupakan polimer organik yang tersusun dari dua unit monomer yaitu L-asam guluronat dan D-asam manuronat. Polimer alginat yang bersifat koloid, membentuk gel, dan bersifat hidrofilik menyebabkan senyawa ini dimanfaatkan sebagai emulsifying agent, thickening agent, dan stabilizing agent (Pandey,1995).
Polisakarida alginat merupakan senyawa polimer yang tersusun dari monomer-monomer asam D-mannuronat (M) dan asam D-guluronat (G). Sifat-sifat fisikokimia seperti viskositas dan rasio monomer penting artinya dalam pemanfaatan alginat pada berbagai industri, misalnya industri makanan, minuman, kosmetik, cat, tekstil, dan lain-lain (Pandey,1995).
Viskositas maupun gel strength merupakan dua karakteristik kunci dalam kualitas alginat. Rasio monomer yang menyusun alginat juga penting dalam pemanfaatan terutama dalam kaitan sifat bioaktifnya maupun sifat tekstur dari gelnya. Viskositas maupun rasio monomer dipengaruhi oleh proses ekstraksi alginat, spesies alginat yang berbeda, dan tempat tumbuhnya spesies yang sama(Pandey,1995).
Diduga bahwa alginat yang memiliki rasio M/G > 1 memiliki tekstur yang kenyal dan lebih sesuai untuk dimanfaatkan dalam kosmetik ataupun penggunaan sebagai moisturizing, sedangkan alginat yang memiliki rasio M/G < 1 mempunyai sifat bioaktif.  Adanya gugus COOH dan polyol dalam asam mannuronat yang bersifat asam dan bersifat alkohol memungkinkan senyawa ini menembus ke dalam jaringan-jaringan kulit dan terikat pada lapisan kulit yang sempurna. Terdapatnya polyol atau struktur polyacidic dari asam mannuronat dalam alginat mempunyai efek membantu mempertahankan air dalam jaringan kulit. Apabila mannuronat lebih tinggi daripada guluronat berarti alginat bagus dimanfaatkan dalam kosmetik (Pandey,1995).
Menurut dr Kurniadi, dokter di RSUD Raden Mattaher alga, terutama alga cokelat mengandung besi, yodium, dan mineral-mineral lainnya. Selain itu Sargassum mengandung senyawa untuk anti-bakteri, anti-tumor, anti-tekanan darah tinggi, mengatasi gangguan kelenjar, dan penyakit gondok. “Hasil penelitian alga coklat jenis Sargassum yang potensial untuk bahan makanan dan obat-obatan adalah Sargassum polycystum,” jelasnya kepada Jambi Independent.
Hasil uji farmakologi, Na-alginat merupakan senyawa serat yang mudah larut dalam air, membentuk suatu larutan kental dan tidak bisa dicerna oleh cairan yang disekresi dalam saluran cerna. Saat larut dalam air, serat natrium alginat membentuk kisi-kisi seperti jala yang mampu mengikat kuat banyak molekul air dan menahan zat terlarut air dengan baik. “Serat yang larut dalam air dapat menurunkan kadar kolesterol secara efektif,” jelas Kurniadi lagi. Karena serat akan mengikat asam empedu yang berguna untuk mengemulsikan lemak dan kolesterol yang terdapat dalam sistem saluran cerna, lalu membawanya keluar tubuh bersama dengan tinja sehingga kadar asam empedu dalam tubuh jadi berkurang (Pandey,1995).
·         Codium guenense silva
Hasil Pengamatan
Berdasarkan literatur

             ( Bachrudin,2010)
 Berikut ini klasifikasi Codium genuinense Silva :

Kingdom  : Plantae
                Filum : Thallophyta
                            Divisi : Phaeophyta
                                        Kelas : Phaeophyceae
                                                   Genus : Codium
                                                              Spesies : Codium genuinense Silva

Algae jenis ini mempunyai nama latin Codium genuinense Silva dengan cirri-ciri tumbuh tegak, konsistensi thallus seperti spon, warna hijau, melekat pada subtrat padat dengan sejenis rhizoid, tinggi mencapai 10 cm, thallus tersusun oleh filmen-filamen halus yang berbentuk unik dan terjalin teratur. Algae jenis ini banyak hidup di zona pasang surut hingga di subtidal. Menempel pada batu karang atau subtrat padat lainnya. Algae jenis ini jarang membentuk koloni. Di Pantai Pasir Putih jenis algae ini juga jarang ditemukan. Bentuknya yang unik, menarik dan lain dengan algae yang lainnya membuat kami bingung apakah algae satu ini merupakan salah satu jenis algae atau bukan.
Codium sp mempunyai satu inti dan kloroplas. Alga ini tumbuh mendatar pada substratnya dan bagian atasnya yang bercabang merupakan alat reproduksinya. Sebagian besar epifit pada alga yang lain atau air. Pada bagian tubuhnya yang lunak bebentuk lembaran yang tidak berpori (Round,1973).
Algae jenis ini mempunyai nama latin Codium genuinense Silva dengan cirri-ciri tumbuh tegak, konsistensi thallus seperti spon, warna hijau, melekat pada subtrat padat dengan sejenis rhizoid, tinggi mencapai 10 cm, thallus tersusun oleh filmen-filamen halus yang berbentuk unik dan terjalin teratur. Algae jenis ini banyak hidup di zona pasang surut hingga di subtidal. Menempel pada batu karang atau subtrat padat lainnya. Algae jenis ini jarang membentuk koloni. Di Pantai Pasir Putih jenis algae ini juga jarang ditemukan. Bentuknya yang unik, menarik dan lain dengan algae yang lainnya membuat kami bingung apakah algae satu ini merupakan salah satu jenis algae atau bukan (Nybakken,1992).
Untuk penyebaran, algae jenis ini asli algae tropis yang tersebar di perairan kepulauan Nusantara. Algae jenis ini tidak dibudidaya oleh masyarakat. Untuk pemanfaatan, sebagian kecil masyarakat nelayan memanen alge ini dan mengkonsumsinya untuk sayuran. Untuk potensi usaha kedepan belum diketahui (Dodge,1973).
 BAB IV
PENUTUP

4.1              Kesimpulan
Dari hasil pengamatan lapangan di pantai kondang merak dapat disimpulkan bahwa pada habitat pasang surut air laut banyak ditemukan makroalga, dan yang mendominasi yaitu spesies Ulva lactuka. Selain itu juga dapat ditemukan spesies baru dan juga yang tidak asing bagi mahasiswa biologi yaitu :
1.      Rhodymenia ligulata merupakan spesies yang belum pernah ditemui di dalam Laboratorium. Alga ini termasuk alga coklat. Bermanfaat untuk bahan kosmetik dan bahan makanan.
2.      Sargassum polycystum merupakan spesies yang sering ditemui di dalam laboratorium, spesies ini adalah spesies terbanyak kedua setelah Ulva lactuka. Bermanfaat pula sebagai bahan makanan yaitu agar – agar.
3.      Codium guenense silva merupakan spesies yang hamper tidak pernah ditemui dalam Laboratorium. Bermanfaat sebagai penangkal kanker hati.

4.2              Saran
Dari kegiatan yang telah terlaksana diharapkan agar kepanitiaan benar – benar terbentuk seutuhnya.



DAFTAR PUSTAKA


Achmad. 2005. Petunjuk Praktikum Biologi Laut. Jurusan Perikanan. UGM. Yogyakarta.

Aslan, L. M. 1991. Budidaya Rumput Laut. Kanisius. Yogyakarta.

Bold, 1978. Introduction To The Algae, Structure and Reproduction. New Delhi : Prentice Hall    Of India.

Dawes, C. J. 1990. Marine Botany A Wiley Interscience. Publication John Wiley & Sons. New York.

Dodge, J. D. 1973. The Fine Structure of Algae Cells. Academic Press. London.

Loveless, A.R. 1989. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 2. PT Gramedia. Jakarta.

Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan, Jakarta.

Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta : PT Gramedia.

Pandey, S.N. 1995. A Textbook of Algae. Vikas Publishing: Jakarta.
Sulistijono, 2009.ALGA.Malang : UIN Press

Taylor, W. R. 1960. Marine Algae of the Eastern Tropical and Subtropical Coast of the Americas. New York : Ann Akbor the University of Michigan Press.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar