Selamat Datang

Selamat Datang

Jumat, 23 November 2012

Laporan KKL Kondang Merak





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dipisahkan oleh laut antara pulau yang satu dengan pulau yang lain. Laut Indonesia terkenal akan keindahan dan kekayaan isinya. Laut Indonesia terlihat indah dengan biotanya yang beraneka ragam. Salah satunya yaitu algae. Algae merupakan tumbuhan thallophyta yang belum dapat dibedakan antara batang, daun maupun akarnya.
Thallophyta adalah tumbuhan yang belum memiliki daun, akar dan batang yang jelas dan Thallophyta merupakan tumbuhan yang bertalus termasuk diantaranya adalah golongan jamur / fungi, bakteri dan ganggang / alga. Yang termasuk golongan Thallophyta adalah ganggang (alga), jamur (fungi), dan lumut kerak (lichenes). Alga merupakan kelompok organisme yang bervariasi baik bentuk, ukuran, maupun komposisi senyawa kimianya. Alga ini tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Tubuh seperti ini dinamakan talus. Alga bereproduksi dengan aseksual dan seksual. Alga ada yang hidup secara soliter dan berkoloni (Aslan, 1991.)
Jika kita berkunjung ke sebuah pantai, sering kita jumpai di bibir pantai seperti rumput. Nah itulah yang disebut dengan algae. Algae banyak tersebar diseluruh laut Indonesia dan algae yang ada di Indonesia banyak jenisnya. Beberapa jenis algae bernilai ekonomis. Algae dapat dibidudayakan di laut dan dapat dimanfaatkan sebagai sayuran, bahan pembuatan agar-agar, bahan pembuatan kosmetik, dan masih banyak lagi.




1.2  Tujuan
Disetiap pekerjaan pasti ada tujuan, seperti melakukan praktikum Taksonomi Tumbuhan Rendah. Sudah pasti memiliki tujuan yang salah satunya adalah untuk membuktikan teoriteori yang ada pada mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Rendah. Sehingga kita belajar tidak hanya sekedar teori namun perlu pembuktian secara langsung atau terjun ke lapangan ( praktikum). Tujuan peraktikum yang lain adalah untuk menyelesaikan salah satu SKS yang ada pada mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Rendah yang wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa yang mengambil mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Rendah.
1.3  Manfaat
Hasil dari penelitian dan pengamatan di Pantai Kondang Merak ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.      Menambah ilmu dan pengetahuan, khususnya Mahasiswa Jurusan Biologi UIN Maliki Malang
2.      Pengetahuan tentang dunia laut
3.      Memanfaatkan pembudidayaan botani di laut
4.      Informasi bagi produsen tentang dunia laut







BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

2.1    Waktu dan Tempat
            Pengamatan ini dilakukan pada :
Hari               : Kamis – Jum’at
Tanggal         : 15 – 16 November 2012
Pukul             : Pengamatan 1 16.00 WIB
                        Pengamatan 2 08.00 WIB
Tempat          : Pantai Kondang Merak - Malang

2.2    Alat dan Bahan
       2.2.1 Alat
Berikut adalah alat yang digunakan dalam pengamatan :
1.      Alat Tulis
2.      Ice box
3.      Toples
4.      Alat dokumentasi (kamera digital)


2.2.2 Bahan
Berikut adalah bahan yang digunakan dalam kegiatan ini :
1.      Es
2.      Kertas label
3.      Bahan herbarium

2.3    Cara Kerja
1.      Di lakukan penyisiran di pantai Kondang merak untuk mengamati adanya alga
2.      Di amati 1 sampai 3 spesies untuk di amati dan di identifikasi
3.      Di buat sebagai herbarium untuk di letakkan di Laboratorium











BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1  Hasil
·         Rodhymenia ligulata
Hasil Pengamatan
Berdasarkan literatur


             ( Negoro,2007)
Klasifikasi dari Rhodymenia ligulatia
Kingdom:Plantae
Divisi:Rhodophyta
Kelas:Rhodophyceae
Ordo:Rhodymeniales
Family:Rhodymeniaceae
Genus:Rhodymenia
Spesies:Rhodymenia ligulata
Dari hasil pengamatan di lapangan, spesies ini bercirikan yaitu berbentuk lembaran, tekstur tubuhnya lembek dan sedikit transparan. Spesies ini trmasuk kedalam kelompok alga merah. Rhodymenia sp juga termasuk ke dalam algamerah karena alga ini  mempunyai pigmen warna merah, tapi walaupun begitu alga ini berwarna kehijauan, thallusnya silindris dengan mempunyai cabang. Rhodymenia sp merupakan salah satu alga yang menghasilkan bahan agar-agar.
Rumput laut merupakan tumbuhan berklorofil yang hidup dengan melekatkan diri pada substrat perairan menggunakan holdfast sehingga rumput laut tidak mudah berpindah oleh gerakan air. Rumput laut banyak tumbuh di daerah pasang surut yang perairannya jernih dan menempati substrat tertentu yang sesuai dengan kehidupannya (Kadi, 2005).
 Sulistyowati (2003) dan Kadi (2004) menyatakan bahwa jenis substrat merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keanekaragaman rumput laut di perairan pantai Indonesia. Selain jenis substrat, banyak faktor fisik lain yang mempengaruhi keanekaragaman rumput laut seperti suhu, cahaya matahari, gerakan air dan faktor kimia seperti salinitas, derajat
keasaman (pH), dan zat hara serta faktor biologi [1]seperti pemangsaan oleh ikan herbivora dan kompetisi antar jenis rumput laut (Graham & Wilcox, 2000)
Menurut Handayani (2006), beberapa jenis rumput laut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku beberapa industri seperti industri makanan, tekstil, keramik, kosmetik, pupuk dan fotografi. Gumay et al., (2002) dan Kadi (2004) menyatakan beberapa rumput laut yang bernilai ekonomis berasal dari marga Gracilaria, Gelidium, Hypnea, Eucheuma, Turbinaria, Sargassum, Laurencia, Ulva, Enteromorpha, Caulerpa, Chaetomorpha, Dictyota, Halimeda, Velonia, Galaxaura, Chondrus, Ecklonia,  Gelidiopsis, dan Rhodymenia. Beberapa rumput laut juga dapat digunakan sebagai obat. Potensi rumput laut sebagai obat sangat penting untuk dikembangkan mengingat kebutuhan akan obat semakin meningkat dengan adanya pertambahan penduduk dan banyak macam penyakit seperti kanker, penyakit hipertensi, penyakit tumor dan penyakit akibat pencemaran limbah kimia maupun biologis. Saat ini masyarakat lebih cenderung memilih obat yang bersifat alami karena efek samping yang relatif sedikit bahkan tidak ada sama sekali.
Mengingat akan kekayaan alam yang terkandung di lautan, khususnya di pantai  maka sebagai langkah awal penggalian sumber hayati laut diteliti jenis-jenis rumput laut yang berpotensi sebagai tanaman obat yang terdapat di daerah pasang surut  Rancababakan Nusakambangan Cilacap .  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis - jenis rumput laut  yang ada di pantai Kondang Merak yang berpotensi sebagai tanaman obat.
Rhodymenia dapat digunakan sebagai antifermivuge (obat cacing).  Di kawasan Asia Timur spesies Rhodymenia indica digunakan sebagai obat cacing. Beberapa spesies dari marga Eucheuma di Filipina digunakan sebagai bahan obat batuk (Handayani,2000).







·         Sargassum polycystum
Hasil Pengamatan
Berdasarkan literatur
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJhEJx4fXommvJ0EZ2jINo9UYUDcg8snxEkkJxNj6psJ2LDwMmJoSVdPAwagi5BuQ5T17oUGW1squTDfLt_Fc82xJQwbz1U_K53ELh72JI70vOcRUcimYiv8KtZUFWq5sxSvrM_JejDH0/s320/Sargassum+sp.JPG

             ( Achmad,2000)
Klasifikasi tumbuhan Sargassum polycystum adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Ordo : Fucalez
Family : Sargassaceae
Genus : Sargassum
Species :Sargassum polycystum


Dari hasil pengamatan didapat kan bahwa spesies ini atau Sargassum polycystum ini adalah spesies terbanyak kedua setelah ulva lactuka yang ada di habitatnya yaitu pantai Kondang merak. Spesies ini termasuk kedalam divisi alga coklat. Ciri-ciri umum dari marga ini adalah bentuk thallusnya silindris atau gepeng, cabangnya rimbun layaknya pohon di darat, bentuk daunnya melebar atau memanjang seperti pedang. Hidup secara soliter.
Spesies ini berwarna coklat, mempunyai holdfast, axis (cabang utama) dan branch. Tubuh alga ini didominasi oleh warna coklat kekuningan, bentuk thallus silindris atau gepeng. Tubuh utama bersifat diploid atau merupakan sporofit, thallus mempunyai cabang yang menyerupai tumbuhan angiospermae, thalli agak gepeng, licin, batang utama bulat agak kasar. Spesies ini memiliki air bladder yang berfungsi untuk mengapung jika terendam air pada saat air di daerah intertidal pasang dan juga sebagai cadangan air saat terhempas ketepian pantai Alga dari laut ini berasal dari daerah pantai. Saat mereka terpatah dari induknya, mereka hanyut ke lepas pantai dan berkembang biak disana. Sargasum sp. terus mengapung dengan bantuan air bladder dan tumbuh secara vegetatif, perkembangbiakan melalui fragmentasi. (Sulisetijono, 2009).
Sargassum sp merupakan struktur talus yang paling kompleks yang dapat dijumpai pada alga perang. Pada alga ini terdapat diferensiasi ekternal yang dapat dibandingkan dengan tumbuihan berpembuluh. Talus dari alga ini mempunyai alat pelekat menyerupai akar, dan dari alat pelekat itu tumbuh bagian yang tegak dengan bagian sederhana atau bercabang seperti betang pohon dengan batang menyerupai daun dengan gelembung udara (Sulisetjono, 2009).
 Sargassum polycystum merupakan sumber penghasil alginat. Alginat merupakan polimer organik yang tersusun dari dua unit monomer yaitu L-asam guluronat dan D-asam manuronat. Polimer alginat yang bersifat koloid, membentuk gel, dan bersifat hidrofilik menyebabkan senyawa ini dimanfaatkan sebagai emulsifying agent, thickening agent, dan stabilizing agent (Pandey,1995).
Polisakarida alginat merupakan senyawa polimer yang tersusun dari monomer-monomer asam D-mannuronat (M) dan asam D-guluronat (G). Sifat-sifat fisikokimia seperti viskositas dan rasio monomer penting artinya dalam pemanfaatan alginat pada berbagai industri, misalnya industri makanan, minuman, kosmetik, cat, tekstil, dan lain-lain (Pandey,1995).
Viskositas maupun gel strength merupakan dua karakteristik kunci dalam kualitas alginat. Rasio monomer yang menyusun alginat juga penting dalam pemanfaatan terutama dalam kaitan sifat bioaktifnya maupun sifat tekstur dari gelnya. Viskositas maupun rasio monomer dipengaruhi oleh proses ekstraksi alginat, spesies alginat yang berbeda, dan tempat tumbuhnya spesies yang sama(Pandey,1995).
Diduga bahwa alginat yang memiliki rasio M/G > 1 memiliki tekstur yang kenyal dan lebih sesuai untuk dimanfaatkan dalam kosmetik ataupun penggunaan sebagai moisturizing, sedangkan alginat yang memiliki rasio M/G < 1 mempunyai sifat bioaktif.  Adanya gugus COOH dan polyol dalam asam mannuronat yang bersifat asam dan bersifat alkohol memungkinkan senyawa ini menembus ke dalam jaringan-jaringan kulit dan terikat pada lapisan kulit yang sempurna. Terdapatnya polyol atau struktur polyacidic dari asam mannuronat dalam alginat mempunyai efek membantu mempertahankan air dalam jaringan kulit. Apabila mannuronat lebih tinggi daripada guluronat berarti alginat bagus dimanfaatkan dalam kosmetik (Pandey,1995).
Menurut dr Kurniadi, dokter di RSUD Raden Mattaher alga, terutama alga cokelat mengandung besi, yodium, dan mineral-mineral lainnya. Selain itu Sargassum mengandung senyawa untuk anti-bakteri, anti-tumor, anti-tekanan darah tinggi, mengatasi gangguan kelenjar, dan penyakit gondok. “Hasil penelitian alga coklat jenis Sargassum yang potensial untuk bahan makanan dan obat-obatan adalah Sargassum polycystum,” jelasnya kepada Jambi Independent.
Hasil uji farmakologi, Na-alginat merupakan senyawa serat yang mudah larut dalam air, membentuk suatu larutan kental dan tidak bisa dicerna oleh cairan yang disekresi dalam saluran cerna. Saat larut dalam air, serat natrium alginat membentuk kisi-kisi seperti jala yang mampu mengikat kuat banyak molekul air dan menahan zat terlarut air dengan baik. “Serat yang larut dalam air dapat menurunkan kadar kolesterol secara efektif,” jelas Kurniadi lagi. Karena serat akan mengikat asam empedu yang berguna untuk mengemulsikan lemak dan kolesterol yang terdapat dalam sistem saluran cerna, lalu membawanya keluar tubuh bersama dengan tinja sehingga kadar asam empedu dalam tubuh jadi berkurang (Pandey,1995).
·         Codium guenense silva
Hasil Pengamatan
Berdasarkan literatur

             ( Bachrudin,2010)
 Berikut ini klasifikasi Codium genuinense Silva :

Kingdom  : Plantae
                Filum : Thallophyta
                            Divisi : Phaeophyta
                                        Kelas : Phaeophyceae
                                                   Genus : Codium
                                                              Spesies : Codium genuinense Silva

Algae jenis ini mempunyai nama latin Codium genuinense Silva dengan cirri-ciri tumbuh tegak, konsistensi thallus seperti spon, warna hijau, melekat pada subtrat padat dengan sejenis rhizoid, tinggi mencapai 10 cm, thallus tersusun oleh filmen-filamen halus yang berbentuk unik dan terjalin teratur. Algae jenis ini banyak hidup di zona pasang surut hingga di subtidal. Menempel pada batu karang atau subtrat padat lainnya. Algae jenis ini jarang membentuk koloni. Di Pantai Pasir Putih jenis algae ini juga jarang ditemukan. Bentuknya yang unik, menarik dan lain dengan algae yang lainnya membuat kami bingung apakah algae satu ini merupakan salah satu jenis algae atau bukan.
Codium sp mempunyai satu inti dan kloroplas. Alga ini tumbuh mendatar pada substratnya dan bagian atasnya yang bercabang merupakan alat reproduksinya. Sebagian besar epifit pada alga yang lain atau air. Pada bagian tubuhnya yang lunak bebentuk lembaran yang tidak berpori (Round,1973).
Algae jenis ini mempunyai nama latin Codium genuinense Silva dengan cirri-ciri tumbuh tegak, konsistensi thallus seperti spon, warna hijau, melekat pada subtrat padat dengan sejenis rhizoid, tinggi mencapai 10 cm, thallus tersusun oleh filmen-filamen halus yang berbentuk unik dan terjalin teratur. Algae jenis ini banyak hidup di zona pasang surut hingga di subtidal. Menempel pada batu karang atau subtrat padat lainnya. Algae jenis ini jarang membentuk koloni. Di Pantai Pasir Putih jenis algae ini juga jarang ditemukan. Bentuknya yang unik, menarik dan lain dengan algae yang lainnya membuat kami bingung apakah algae satu ini merupakan salah satu jenis algae atau bukan (Nybakken,1992).
Untuk penyebaran, algae jenis ini asli algae tropis yang tersebar di perairan kepulauan Nusantara. Algae jenis ini tidak dibudidaya oleh masyarakat. Untuk pemanfaatan, sebagian kecil masyarakat nelayan memanen alge ini dan mengkonsumsinya untuk sayuran. Untuk potensi usaha kedepan belum diketahui (Dodge,1973).
 BAB IV
PENUTUP

4.1              Kesimpulan
Dari hasil pengamatan lapangan di pantai kondang merak dapat disimpulkan bahwa pada habitat pasang surut air laut banyak ditemukan makroalga, dan yang mendominasi yaitu spesies Ulva lactuka. Selain itu juga dapat ditemukan spesies baru dan juga yang tidak asing bagi mahasiswa biologi yaitu :
1.      Rhodymenia ligulata merupakan spesies yang belum pernah ditemui di dalam Laboratorium. Alga ini termasuk alga coklat. Bermanfaat untuk bahan kosmetik dan bahan makanan.
2.      Sargassum polycystum merupakan spesies yang sering ditemui di dalam laboratorium, spesies ini adalah spesies terbanyak kedua setelah Ulva lactuka. Bermanfaat pula sebagai bahan makanan yaitu agar – agar.
3.      Codium guenense silva merupakan spesies yang hamper tidak pernah ditemui dalam Laboratorium. Bermanfaat sebagai penangkal kanker hati.

4.2              Saran
Dari kegiatan yang telah terlaksana diharapkan agar kepanitiaan benar – benar terbentuk seutuhnya.



DAFTAR PUSTAKA


Achmad. 2005. Petunjuk Praktikum Biologi Laut. Jurusan Perikanan. UGM. Yogyakarta.

Aslan, L. M. 1991. Budidaya Rumput Laut. Kanisius. Yogyakarta.

Bold, 1978. Introduction To The Algae, Structure and Reproduction. New Delhi : Prentice Hall    Of India.

Dawes, C. J. 1990. Marine Botany A Wiley Interscience. Publication John Wiley & Sons. New York.

Dodge, J. D. 1973. The Fine Structure of Algae Cells. Academic Press. London.

Loveless, A.R. 1989. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 2. PT Gramedia. Jakarta.

Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan, Jakarta.

Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta : PT Gramedia.

Pandey, S.N. 1995. A Textbook of Algae. Vikas Publishing: Jakarta.
Sulistijono, 2009.ALGA.Malang : UIN Press

Taylor, W. R. 1960. Marine Algae of the Eastern Tropical and Subtropical Coast of the Americas. New York : Ann Akbor the University of Michigan Press.




Bunga Majemuk dan Bunga Tunggal


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri fisik tumbuhan baik dari segi jenis daun maupun batang. Ilmu tersebut perlu di pelajari, karena merupakan dasar dari penerapan pemanfaatan tumbuhan bagi kehidupan manusia. Selain itu juga dapat di terapkan untuk memecahkan masalah dalam bidang pelestarian  keanekaragaman hayati. Dan di dunia ini tidak ada kehidupan bila tidak ada tumbuhan. Semua bagian tubuh tumbuhan yang secara langsung ataupun tidak langsung berguna untuk menegakkan kehidupan tumbuhan, yaitu yang terutama berguna untuk penyerapan, pengolahan, pengangkutan, dan penimbunan zat-zat makanan.
Ilmu tumbuhan atau morfologi tumbuhan mempelajari bentuk dan susunan luar tubuh-tumbuhan,maka dalam praktikum ini praktikan mempelajari dan mengamati tentang bunga, yang khususnya mengenai bunga tunggal dan bunga majemuk. Karena pada beberapa tumbuhan atau hampir semua tumbuhan memiliki bunga yang berbeda baik itu bunga tunggal dan bunga majemuk, bahkan ada beberapa bunga dari tumbuhan yang memiliki susunan bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Semua bunga itu mudah di temukan pada kehiduopan sehari-hari, ataupun pada tanaman hias, tapi sering kita tidak perhatikan tentang susunannya baik itu putik, kepala putik, benang sari, tangkai sari dan lain-lain. Praktikum kali ini akan mengamati bunga soka, bunga bougenville, bunga putri malu, bunga merak, bunga sepatu. Oleh karena itu pada pengamatan ini akan mengamati semua bunga-bunga itu serta menbahasnya. Hal tersebut di lakukan, karena banyak praktikan atau individu yang belum mengetahui bagian-bagian, jenis bunga, tempat tubuh bunga, serta selama ini kita hanya mengenal kata-kata tentang bunga dan keindahannya tersebut tetapi belum mengetahui secara jelas susunan dari bunga. Sehingga dalam kesempatan praktikum  ini akan di amati tentang bunga tunggal dan bunga majemuk.

1.2 Tujuan
            Mengetahui bermacam-macam susunan bunga tunggal dan bunga majemuk






























BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bunga adalah alat pembiakan Angiospermae (spermatophyta biji tertutup, terdiri dari monokotil dan dikotil). Terdapat dua jenis bunga yaitu bunga uniseksual dan biseksual. Uniseksual yaitu jika pada satu bunga hanya ada salah satu jenis alat pembiakan, disebut bunga jantan dan betina sedangkan bunga biseksual yaitu jika pada satu bunga hadir kedua jenis alat pembiakan, berarti bunga jantan dan betina  gabung dalm satu bunga (Sujana, 2007).
Menurut Imam (1983), dilihat dari alat kelaminnya bunga dibedakan menjadi:
1)      Dua jenis kelamin (bisexsual), yaitu pada satu bunga terdapt alat kelamin jantan dan betina.
2)      Satu  jenis kelamin (unisexsual), yaitu pada satu bunga hanya terdapat alat kelamin jantan saja atau alat kelamin betina saja. Jika bunga jantan dan betina pada satu pohon disebut berumah satu (monoccious), sedangkan jika bunga jantan dan betina pada pohon yang berlainan dinamakan berumah dua (dioccious).
Alat perkembangbiakan generatif itu bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut jenis tumbuhan, tetapi bagi tunbuhan yang berbiji itu lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga (Tjitrosoepomo, 1985).
Suatu bunga majemuk harus bisa dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah bunga di ketiaknya. Pada suatu cabang dengan sejumlah bunga di ketiak jelas kelihatan, bahwa diantara bunga-bunganya sendiri yang terdapat pada cabang itu terdapat daun-daun biasa yang berguna untuk berasimilasi. Pada suatu bunga majemuk sumbu yang mendukung bunga-bunga yang telah berkelompok itu tidak lagi berdaun atau jika ada daunnya daun-daun tadi telah mengalami metamorfosis dan tidak lagi berguna sebagai alat untuk asimilasi (Tjitrosoepomo, 1985).
            Pada suatu bunga majemuk lazimnya dapat dibedakan bagian-bagiannya antara lain:
  1. Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu: ibu tangkai bunga (peduncullus, peduncullus communis atau rhachis), tangkai bunga (pedicullus) dan dasar bunga (receptaculum).
  2. Bagian bagian yang bersifat daun, yaitu: daun-daun pelindung (bractea), daun tangkai (bracteola), seludang bunga (spata), daun-daun pembalut (bractea involucralis atau involucrum), kelopak tambahan (epicalyx), daun-daun kelopak (sepalae), daun-daun mahkota (petalae), daun-daun tenda bunga (tepalae), benag-benang sari (stamina) dan daun-daun buah (carpella) (Tjitrosoepomo, 1985).
Pada tumbuhan ada kalanya hanya terdapat satu bunga saja misalnya bunga coklat (Zephiranthus rosea), maka bunga yang hanya menghasilkan satu bunga dalam satu pohon ini disebut bunga tunggal atau tumbuhan berbunga tunggal (Tjitrosoepomo, 1985).
Ada banyak parameter yang berbeda yang digunakan dalam klasifikasi bunga diantaranya dengan melihat anatomi pada susunan bunga dikenal dengan morfologi bunga. Berdasarkan klasifikasi mahkota bunga yaitu (Adisoemarto, 1997):
1. Sympetalous : bunga yang masuk dalam grup ini memiliki kelopak bunga yang menempel, baik sebagian ataupun seluruhnya.
2. Polypetalous : bunga yang masuk dalam grup ini memiliki kelopak bunga yang terpisah.
3. Actinomorphic : bunga yang datang dalam grup ini memiliki karakteristik radial simetri. Bunga dapat dibagi menjadi dua bagian identik sepanjang poros imajiner apapun melalui pusat. Ini adalah lanjutan diklasifikasikan sebagai saluran berbentuk, berbentuk tabung dan berbentuk lonceng (sempit daripada berbentuk tabung, yang berbentuk seperti lonceng).
4. Zygomorphic : menampilkan bunga simetri bilateral. Bunganya berbibir dua, bibir atas merupakan gabungan dua kelopak, dan bibir bawah gabungan tiga kelopak.
Berdasarkan klasifikasi posisi bunga yaitu (Muladno, 2002):
1. Terminal – Dalam grup ini, bunga atau kelompok bunga muncul pada ujung sumbu atau cabang, seperti Magnolia grandiflora (Magnolia selatan) dan Nerium oleander.
2. Axillary – bunga atau kelompok bunga yang dibawa di persimpangan dari batang atau poros dan daun, seperti Catharanthus roseus (periwinkle), Callicarpa mericana (beautyberry), dan kembang sepatu rosa-sinensis (bunga raya)
Berdasarkan klasifikasi cabang dan susunan bunga yaitu (Muladno, 2002) :
1. Tunggal : Dalam grup ini, satu bunga hadir di ujung gagang bunga, tangkai yang panjang atau cabang dari sumbu utama tanaman. Contohnya seperti tulip dan Magnolia grandiflora (selatan magnolia).
2. Cluster : Dalam hal ini, tiga atau lebih bunga berkumpul bersama-sama dalam formasi sederhana atau dengan cara bercabang. Contohnya adalah Ligustrum japonicum (ligustrum), Pentas spp. (Pentas), Mangifera indica (mango), Pyracantha coccinea (firethorn), dan Dianthus barbatus (sweet William).
3. Inflorescence (susunan bunga) : Istilah umum yang digunakan untuk rangkaian bunga atau kelompok bunga . Ada bermacam-macam tampilan di antara berbagai jenis bunga, tapi tetap beberapa karakteristik yang sama untuk jenis tertentu dan mereka sangat berguna dalam identifikasi spesies. Mereka diklasifikasikan lebih lanjut ke dalam jenis racemose dan jenis cymose.
Bunga adalah struktur pembiakan pada tumbuhan berbunga, yaitu tumbuhan-tumbuhan dalam divisi Magnoliophyta. Bunga mengandung organ-organ tumbuhan, dan fungsinya ialah untuk menghasilkan biji-biji melalui pembiakan. Untuk tumbuhan-tumbuhan yang bertaraf lebih tinggi, biji-biji merupakan generasi berikutnya, dan bertindak sebagai cara yang utama untuk penyebaran individu-individu spesies secara luas. Selepas persenyawaan, sebagian dari bunga itu akan berkembang menjadi buah yang mengandung biji-biji (Anonymous, 2009).
Pada umumnya bunga terdiri dari 4 bagian bunga dan tempatnya berturut-turut dari tepi luar bunga bagian tengah kaliks (kelopak), corolla (mahkota), andresium (kelamin jantan), ginesium (kelamin betina) (Savitri, 2005).
Bunga terdiri atas sebuah sumbu yang padanya organ-organ bunga yang lain tumbuh. Bagian dari sumbu yang merupakan ruas yang berakhir dengan tangkai bunga (pedisel). Ujung distal pedisel ini mengembang dengan panjang yang beragam dan bagian ini disebut reseptakael bunga (talamus). Organ-organ bunga melekat pada reseptakel. Sebuah bunga yang khas mempunyai empat macam organ. Organ-organ yang paling luar adalah sepal yang secara bersama-sama membentuk kaliks yang biasanya berwaran hijau dan ditemukan paling rendah kedudukannya pada reseptakel. Disebelah dalam sepal adalah corolla yang terdiri atas petal, pada umumnya berwarna yang membentuk perhiasan bunga. Bila semua perhiasan bunga itu sama, mereka disebut tepal. Di dalam perhiasan bunga dijumpai dua macam organ reproduksi, yang sebelah luar disebut stamen yang bersma-sama membentuk androsium, dan sebelah dalam di sebut karpel yang membentuk ginesium (Fahn, 1991).
Menurut sifat bunga majemuk maka dibedakan dalam tiga golongan (Lakitan, 2007) :
1. Bunga majemuk tak terbatas (Inflorescentia racemosa atau Inflorescentia centripeta) yaitu bunga mejemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus.
2. Bunga majemuk berbatas (Inflorescentia cymosa atau Inflorescentia definita) yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Melihat jumlah cabang pada ibu tangkai, bunga majemuk berbatas dibedakan dalam tiga kategori:
a. Monochasial, jika ibu tangkai hanya memiliki satu atau lebih dari dua cabang tapi tidak pernah berhadapan dan yang satu lebih besar. Cabang yang besar kemudian mengeluarkan satu cabang.
b. Dichasial, yaitu ibu tangkai mengeluarkan cabang yang berhadapan.
c. Pleiocasial, jika ibu tangkai keluar ebih dari dua cabang pada satu tempat yang sama  tingginya pada ibu tagkai tadi.
3. Bunga majemuk campuran (Inflorescentia mixta) yaitu bung majemuk yang memperlihatkan sifat baik bunga mejemuk tak terbatas maupun majemuk tak terbatas.


























BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum yang berjudul Bunga majemuka dan Bunga tunggal dilakukan pada hari Kamis tanggal 08 November 2012 pukul 06.30 wib bertempat di Laboratorium Ekologi Jurusan Biologi Fakultas Sanis dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1  Alat
Berikut adalah alat – alat yang digunakan dalam praktikum kali ini :\
1.      Alat tulis
2.      Kertas 
3.2.2  Bahan
Berikut adalah bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini :
1.      Bunga sepatu ( Hibiscus rosasinensis )

2.      Bunga Daun sirih ( Pipper betle )
3.      Bunga Merak ( Caesalpinia pulcerimma )
4.      Bunga Soka ( Ixora hibrida )
5.      Bunga Putri Malu ( Mimosa pudica )
6.      Bunga Mawar ( Rosa sp )
3.3 Cara Kerja
            1. Disiapkan alat dan bahan
            2. Diamati sesuai parameter
            3. digambar secara lengkap
            4. diberi keterangan sesuai literature



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Bunga Soka (Lxora hybrida)
Hasil Pengamatan
Berdasarkan Literatur

 

           (Rudi,2011)

Keterangan :
Ø  Termasuk bunga majemuk (Inflorescentia)
Ø  Termasuk bunga tidak lengkap (flos incompletus)
Ø  Bagian-bagian : 1. Mahkota (corolla)
   2. benang sari
Ø  Tumbuh pada ujung ibu tangkai
Ø  Termauk bunga malai rata (coymbus ramosus)







4.1.2 Bunga Merak (Caesalpinia pulchemma)
Hasil Pengamatan
Berdasarkan Literatur

 


           (Abdi,2002)

Keterangan :
Ø  Termasuk bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa)
Ø  Termasuk bunga tidak lengkap (flos incompletus)
Ø  Bagian-bagian : 1. Tangkai putik
                          2. Kepala putik
                          3. Tangkai sari
                          4. Benang sari (androecium)
                                      5. Daun mahkota (petala)
                                      6. Tangkai bunga (pedicellus)
Ø  Tumbuh pada ujung ibu tangkai
Ø  Termasuk bunga tandon (racemus)






4.1.3 Bunga Sirih (Piper betle)
Hasil Pengamatan
Berdasarkan Literatur


(Dokumentasi Pribadi)

Keterangan :
Ø  Termasuk bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa)
Ø  Termasuk bunga tidak lengkap (flos incompletus)
Ø  Tumbuh pada ketiak daun
4.1.4 Bunga Putri Malu (Mimosa pudica)
Hasil Pengamatan
Berdasarkan Literatur

 

(Dokumentasi Pribadi)

Keterangan :
Ø  Termasuk bunga majemuk (Anthotaxis)
Ø  Majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa)
Ø  Termasuk bunga tidak lengkap (flos incompletus)
Ø  Bagian-bagian : 1. Benang sari (androecium)
2. sisik (lepis)
Ø  Tumbuh pada ketiak
Ø  Merupakan bunga bongkol (capitulum)
4.1.5 Bunga Sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
Hasil Pengamatan
Berdasarkan Literatur

 
          (Abdi,2002)


Keterangan :
Ø  Termasuk bunga tunggal
Ø  Termasuk bunga lengkap (flos completus)
Ø  Bagian-bagian : 1. Kepala putik
2. Benang sari (androecium)
3. Daun mahkota (petala)
4. Kelopak (kalyx)
5. Daun kelopak (sepala)
6. Tangkai bunga (pedicellus)
7. Tangkai sari
8. Tangkai putik
Ø  Tumbuh pada ketiak daun
4.1.6 Mawar (Rosa sp)
Hasil Pengamatan
Berdasarkan literatur


             ( Negoro,2007)
Keterangan :
Ø  Termasuk bunga tunggal
Ø  Bunga sempurna
Ø  Bagian bunga : Putik, benang sari, mahkota, kelopak, dan tangkai

4.2 Pembahasan

4.2.1 Bunga Putri Malu (Mimosa pudica)
            Berdasarkan hasil pengamatan, bunga putri malu termasuk bunga majemuk (inflorescentia). Bunga majemuk ini mempunyai dua sifat yaitu bunga majemuk terbatas dan bunga majemuk tak terbatas. Pengamatan yang didapatkan bahwa bunga putri malu ini termasuk dalam bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa), hal ini di karenakan ibu tangkainya tumbuh terus menerus tanp adanya batasan. Akan tetapi bunga putri malu termasuk bunga tidak lengkap, karena hanya memiliki bagian-bagian benang sari dan sisik. Sedangkan persyaratan bunga lengkap yaitu memiliki kelopak, mahkota, benang sari dan putik. Bunga tumbuh pada ketiak tangkai bunga. Bentuk bunga putri malu sangat unik, karena bentuknya bulat menyerupai bola dan mempunyai sisik (palae), sehingga disebut bunga bongkol (capitulum). Bunganya berwarna ungu, serta ukuran kelopaknya sangat kecil.
            Berdasarkan literatur, Wardana (2002) menyatakan bahwa bunga bongkol (capitulum) merupakan bunga majemuk yang menyerupai bunga cawan, tetapi tanpa daun-daum pembalut, dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak, sehingga bunga majemuk seluruhnya berbentuk seperti bola. Bunga-bunga yang duduk di bagian yang membengkak tadi sering kali mempunyai sisik (palea) pada pangkal, jadi sisik itu terletak pada bongkolnya (ujung ibu tangkai yang membengkak tadi). Bentuk bunga majemuk yang demikian ini umum terdapat pada rtumbuhan suku Mimosaceae misalnya lamtoro, petai dan sikejut.
            Bunga rumput putri malu (Mimosa pudica L), rumput yang sering kita temui tumbuh liar ditanah-tanah tak terurus, di jalan-jalan desa, atau mungkin tumbuh di halaman rumah kita. Ternyata dari rumput liar ini tak disangka memiliki bunga yang amat cantik dengan benang sari yang menjulang membentuk bola dan darinya tak nampak kelopak bunga (Zohrah, 2001).
4.2.2 Bunga Sepatu (Hisbiscus rosa sinensis)
            Berdasarkan hasil pengamatan, bunga sepatu terdiri dari beberapa helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Mahkota bunga terdiri dari beberapa lembar. Bagian-bagian dari bunga sepatu ini yaitu kepala putik, benang sari, daun mahkota, tangkai bunga, tangkai sari dan tangkai putik. Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Hibiscus rosa sinensis termasuk kedalam kelompok bunga sempurna atau bunga lengkap (Flos complektus) karena memenuhi persyaratan bunga lengkap, yang mana bunga sepatu ini terdiri atas lingkaran daun kelopak (Sapalae), lingkaran daun mahkota (Corolla), benang sari (Stamen) dan putik (Pisitillum). Bunga Hibiscus rosa sinensis tumbuh pada ketiak daun sehingga disebut Flos lateris atau Flos axillaris. Akan tetapi bunga sepatu termasuk jenis bunga tunggal karena pada tumbuhannya hanya menghasilkan satu jenis daun saja.
            Berdasarkan literatur, Abdi (1992) menyatakan bahwa pada suatu tumbuhan ada kalanya hanya terdapat satu bunga saja, misalnya bunga cokelat. Jika pada suatu tumbuhan hanya memiliki satu bunga saja, biasanya bunga itu terdapat pada ujung batang, jika bunganya banyak, dapat sebagian bunga-bunga tadi terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atau cabang-cabang.
            Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau. Bunga dari berbagai kultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu.
Di Sumatera dan Malaysia, kembang sepatu disebut bunga raya. Bunga ini ditetapkan sebagai bunga nasional Malaysia pada tanggal 28 Juli 1960. Orang Jawa menyebutnya kembang worawar (Bahri, 2002)

4.2.3 Bunga Merak ( Caesalpania pulchemma)
            Berdasarkan hasil pengamatan, bunga merak termasuk bunga majemuk, yang tergolong pada bunga majemuk tak terbatas (Inflorescentia cymosa), hal ini dikarenakan ujung ibu tangakai tanaman merak yang selalu dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak. Sehingga tidak menghambat pertumbuhan ibu tangkai. Letak bunga tumbuh pada ujung batang atau ujung ibu tangkai (Flos terminalis). Bunga sepatu termasuk bunga tandan, karena maing-masing cabang mendukung satu bunga pada ujungnya. Bagian-bagian yang dimiliki bunga merak adalah tangkai putik, kepala putik, tangkai sari, benang sari (androecium), daun mahkota (petala), tangkai bunga (pedicellus). Bagian-bagian pada bunga merak tersebut kurang memenuhi persyaratan, sehingga bunga merak termasuk bunga tidak lengkap (flos incompletus).
            Berdaarkan literatur, Hidayat (1995) menyatakan bahwa bunga majemuk tak berbatas merupakan bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabanng lagi atau tidak, dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah ke atas. Jika ujung ibu tangkai tidak mendukung suatu bunga, tampaknya seakan-akan bunga majemuk ini tidak berbatas, lagi pula jika di lihat dari atas, nampak bunga mulai mekar dari pinggir dan yang terakhir mekarnya adalah bunga yang menutup ibu tangkainya.
            Merupakan bunga majemuk dengan karangan bunga berbentuk tandan (racemus) dan termasuk kedalam bunga bisexualis. Perhiasan bunga berupa corolla dan calyx. Calyx terdiri dari 5 sepal yang lepas. Corolla berbentuk kupu-kupu terdiri dari 5 petal yang saling lepas, 1 petal yang besar disebut bendera atau vexilum, 2 sayap atau ala, 2 tunas atau carina satu sama lain terpisah warnanya putih. Benang sari atau stamen jumlahnya 10, 9 bersatu dan 1 buah lepas (diadelpus) semuanya sama panjang. Putik atau pistilum berjumlah 1 dengan letak ovarium superum terdiri dari 1 loculus dan 1 carpelum, jumlah ovulum bisa 1 sampai banyak ovulum dengan letak ovulum parietalis (Abdi, 1992).


4.2.4 Bunga Soka (Lxora hybrida)
            Berdasarkan hasil pengamatan, bunga soka termasuk bunga majemuk, karen pada tumbuhan dihasilkan lebih dari satu bunga dan termasuk bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah ke atas. Bertipe malai rata (corymbus ramosus), letak bunga pada ujung ibu tangkai atau ujung batang (flos terminalis)  dan termasuk bunga tidak lengkap (flos incompletus) yaitu bunga yang hanya terdiri dari mahkota dan benang sari.
            Bunga soka (Ixora hybrida) adalah salah satu jenis bunga yang biasa ditanam sebagai salah satu tanaman hias. Bunga ini mempunyai warna merah, berjenis bunga majemuk dan bertipe malai rata (corymbus ramosus), bunganya tersusun secara menggerombol dan tidak terpisah-pisah pada pohonnya dan biasanya bunga terletak pada bagian ujung batang suatu pohon. Soka yang asli bisa tumbuh mencapai 3 m dengan batang berzat kayu keras. Beragam warna bunga soka yang sering terlihat sekarang ini merupakan hasil persilangan. Pohonnya tegak, berdaun rimbun, dengan banyak batang dan ranting. Bunganya unik, bergerombol membentuk bola, terdiri dari puluhan kuntum kecil setiap tangkainya. Warna bunga soka menarik : merah, jingga, kuning pucat, kuning, pink, dan putih. Soka bisa ditanam sendiri atau bila dijajarkan dapat berfungsi sebagai tanaman pagar. Soka tidak memerlukan perawatan khusus. Asal cukup air dan sinar matahari, bunganya akan muncul maksimal. Bisa tumbuh di dataran tinggi atau rendah. Pembiakannya cukup dengan setek atau cangkok. Dalam jambangan bunganya bisa bertahan 4-5 hari, asal pada waktu memotong pilih yang masih banyak kuncupnya (Abdi, 1992).


            Pernyataan ini diperkuat oleh Steenis (1987), yang menyatakan bahwa bunga soka  ini mempunyai bau yang harum. Tersusun dalam malai rata (corymbus ramosus) yang bertangkai, duduk atau bertangkai pendek, pada ujung tangkai dengan dua anak pelindung kecil. Kelopak bentuk , lonceng, 1,5 cm tingginya, gundul; gigi bentuk segitiga, . mahkota bentuk terompet, putih; tabung langsing, taju runcing, membentang lebar atau membalik kembali. Benang sari 4, bertancap pada leher; tangkai sari pendek. Kepala putik tidak atau sedikit bertaju.

4.2.5 Bunga Sirih (Piper betle)
            Berdasarkan hasil pengamatan, bunga sirih termasuk bunga majemuk tak terbatas dan tumbuh pada ketiak daun. Bunga dari daun sirih berupa sulur yang merbentuk spiral pada ketiak daun.
            Berdasarkan literatur, Katzer (2002) menyatakan bahwa disamping bunga yang unik., pada bentuknya yang menyerupai modifikasi daun yaitu sulur.
4.2.6 Mawar ( Rosa sp)
            Berdasarkan hasil pengamatan, bunga mawar termasuk bunga tunggal. Mawar memiliki bagian yaitu :putik, benangsari, mahkota, kelopak, dan tangkai. Dan termasuk dalam bunga sempurna.
            Berdasarkan Tjitrosoepomo (2007), Tanaman bunga mawar merupakan kelompok tumbuhan biji berupa pohon yang batangnya berkayu. Sebagai tumbuhan dikotil, tanaman bunga mawar mempunyai sistem akar tunggang. Batang dan akar mempunyai kambium sehingga dapat memperbesar.
Sebagai tumbuhan biji tertutup, tanaman bunga mawar juga dianggap sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan yang tinggi.
Ciri-ciri khusus bunga mawar dapat dilihat dari bunganya, mahkota bunga terdiri dari lima helai daun mahkota. Bunga berwarna merah, merah jambu, atau pada jenis tertentu memiliki warna kuning cerah. Ovari terletak dibagian bawah daun mahkota dan daun kelopak (Tjitrosoepomo,2007).
Ciri lain bunga mawar yaitu adanya duri-duri tajam pada batangnya, dengan kulit batang halus licin dan dapat berkembang biak dengan cara stek. Bunga mawar akan menghasilkan buah yang dinamakan rose hips, dimana masing-masing putik akan menghasilkan buah tunggal(Tjitrosoepomo,2007).











BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Bunga putri malu (Mimosa pudica) adalah bunga majemuk dan termasuk bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa). Bertipe bongkol (capitulim), letak bunga di ketiak dan termasuk bunga tidak lengkap (flos incompletus) yaitu bunga yang salah satu bagian hiasan bunganya atau salah satu alat kelaminnya tidak ada, hanya terdiri dari benang sari dan sisik.
2. Bunga Sepatu (Hisbiscus rosa sinensis) merupakan bunga tunggal dan tidak lenglap (flos incompletus), timbuh pada ketiak daun.
3. bunga merak (Caesalpinia pulchemma) merupakan bunga majemuk tak terbatas yang tergolong bunga tandan (racemus) dan tidak lengkap (flos incompletus). Tumbuh pada ujung ibu tangkai (flos terminalis).
4. Bunga Soka (Lxora hybrida) merupakan bunga majemuk dan bunga tidak lengkap, hanya memiliki bagian mahkota dan benang sari. Bunga tumbuh pada ujung ibu tangkai. Bertipe bunga malai rata (coymbus ramosus).
5. Bunga daun sirih ( Piper betle ) merupakan Bunga majemuk tak berbatas. Berbentuk untai dan disebut bunganya bunga jantan.
6. Bunga Mawar ( Rosa sp ) merupakan bunga tunggal dan bunga lengkap.
5.2 Saran
            Prakikum bunga tunggal dan bunga majemuk ini berjalan dengan lancar, dan asisten pendamping telah mendampingi dan memberi penjelasan dengan baik serta praktikan telah terkontrol. Akan tetapi pada saat menjelaskan antara pendapat masing-masing asisten tidak sama, hal ini akan membuat praktikan bingung. Oleh karena itu di harapkan asisten mendiskusikan terlebih dahulu, agar tidak terjadi pro-kontra. Terima kasih atas dampingan asisten.

DAFTAR PUSTAKA

Abdi. 1992.  Strategi Keanekaragaman Hayati Global. WRI : IUCN.UNEP

Adisoemarto, S. dan Y.R. Suhardjono. 1997.  Arah Pengembangan Biosistematika
           di Indonesia.  Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia 3 (1):48-53


Bahri, S. 2002. Materi Kuliah pada Workshop on “Grain and Feed Quality”, Bogor : ITB

Fahn. A. 1992. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi tumbuhan berbiji. Bandung : ITB

Imam, M. 1983. Biologi Umum. Malang: UB Press

Katzer. 2002. Struktur Tanaman Hias. Jakarta : erlangga

Lakitan. 2007. Identifikasi Bunga. Jakarta : PT rineka cipta

Muladno. 2002.  Seputar Teknologi Rekayasa Genetika. Bogor :Pustaka Wirausaha Muda
Savitri, Evika Sandi. 2005. Anatomi Tumbuhan. Malang: Universitas Islam Negeri Malang.
Sujana,Arman. 2007. Kamus Lengkap Biologi . Jakarta : Mega Aksara

Steenis,Van. 1987.Flora.J akarta: PT Prajna Paramita

Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogjakarta : UGM Press

Wardana, H.D. 2002.  Pemanfaatan plasma nutfah dalam industri jamu dan kosmetika alami. Makalah Seminar Nasional Pemanfaatan dan Pelestarian Plasma nutfah. IPB Bogor, 3-4 September 2002

Zohrah. 2001. Bioteknologi dan Biosefti Dalam Rampak Serantau. Sariyan, A (Ed.).   Pusat Fotostat. Brunei Darussalam : Hulu Kelang.